Mengenai Saya

Selasa, 16 September 2008

PULAU BAWEAN DENGAN BANYAK MASALAH

PULAU BAWEAN

DENGAN BANYAK MASALAH

Pulau bawean sudah berubah, baik itu Alam Hayatinya ataupun Infrastrukturnya. Alamnya porak poranda. Hutan mulai gundul akibat penjarahan yang justru banyak dilakukan oleh para pendatang dan oknum pejabat. Akibat kerusakan hutan, Bawean mulai kekurangan air bersih dan juga banyak kehilangan satwa Endemik seperti Rusa Bawean (Exis kuhli) yang menjadi kebanggaan orang Bawean dan kebanggaan Negara Indonesia, karena Rusa Bawean merupakan satu-satunya rusa di dunia yang berjenis Exis Kuhli. Sekarang ayam alas sudah tidak lagi berkokok, Burung Kiung, Pecang dan Glatik sudah tidak lagi kita dengar kicauannya di hutan, Landak boleh jadi sudah punah. Lautnya juga porak poranda, terumbu karangnya hancur karena pengeboman ikan yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Pantai mulai terkikis karena reklamasi yang tidak terencana dan penambangan pasir yang sangat bebas dan juga hutan mangrove yang mengalami kerusakan. Kotempa boleh jadi dikatakan sudah musnah dan binatang air lainnya kalau kita tidak ada upaya untuk penyalamatan tinggal menunggu waktu saja kemusnahannya.

Untuk menghentikan kerusakan hutan di bawean, maka pemerintah harus serius untuk tidak lagi mengeluarkan ijin-ijin baru penguasaan hutan. Pemanfaatan kayu maupun perkebunan, serta melakukan penegakan hukum terhadap pelaku.

Al_fatihah buat Pak Halimi (mantan pensiun pegawai PPA) orang tampo yang sehingga akhir hayatnya mengambil tugas berat sama hutan di bawean. juga ucapkan terimakasih kepada Pak Sudirman (Orang pudakit timur) yang menanam pohon jati di kebhunnya dan mempunyai kebun salak dan juga telah manjaga satu-satunya satwa indemik (Rusa Bawean) dengan baik. Orang-orang seperti ini akan terus memastikan kehijauan bumi Bawean yang tercinta.

Di Pulau bawean tidak hanya hutannya yang berubah, tapi warganya pun juga sudah berubah. Yang dulu hidup seperti pohon, artinya sejak dari pucuk sampai keakar saling berhubungan, setidaknya saling kenal wajah sekarang mulai hidup seperti pasir, artinya walaupun mulai bedekatan satu dengan yang lain sepertinya sudah tidak peduli. Sejumlah masalah sering diakhiri dengan cara-cara premanisme, tidak dengan cara kekeluargaan. Orang bawean tidak lagi menggunakan akal sehat, tetapi menggunakan uang sebangai tolak ukurnya.

Pembangunanan infrastuktur sepetinya jalan ditempat, bahkan mundur ke belakang. Jalan lingkar bawean yang panjangnya hanya sekitar 55 km tidak pernah selesai direhab. Musim kemarau berdebu, musim hujan seperti sungai kering. Dan juga Listrik yang masih jauh dari mencukupi bahkan menyisahkan banyak masalah. Pembangunan Pesawat Terbang hanya jadi wacana, Transportasi Laut masih jauh dari harapan. Alasannya, pajak yang didapat dari masyarakat bawean tidak sebanding dengan anggaran pembangunan yang dikeluarkan.

Sektor pendidikan masih belum ada kemajuaan berarti, dikarenakan tenaga pengajar yang kurang dan juga kurangnya fasilitas yang menunjang dalam belajar mengajar. Hingga saat ini pendidikan di bawean masih tertinggal dan masih di bawah standard.(Andika Prianto).

1 komentar:

Imrah Foods House mengatakan...

bukan kat bawean jer yang mengalami kemusnahan akibat sifat rakus penghuninya... kalau ada gambar2 pemandangan yang menarik tentang pulau bawean, boleh tak sertakan dlm blog anda..... satu hari nanti saya mungkin akan ke sana...